HUBUNGAN PENGENDALIAN MUTU PROYEK DENGAN WAKTU ,BIAYA,KUALITAS
HUBUNGAN PENGENDALIAN
MUTU PROYEK DENGAN WAKTU, BIAYA, KUALITAS
Dalam pelaksanaan suatu proyek,dibutuhkan suatu pengendalian,
agar proyek yang sedang di kerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan.dalam pengendalian suatu
proyek harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran pengelolaan
proyek disamping jadwal dan biaya.
Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang
membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Definisi lain
untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use.
Istilah ini disamping memiliki arti seperti yang diuraikan diatas, juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
Pengelolaan Mutu
Setelah dipahami arti mutu proyek, langkah berikutnya adalah
mengelolah aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat sehingga tercapai apa
yang disebut dengan fitness for use, yaitu pengelolaan yang bertujuan mencapai
persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya
pengulangan, dengan cara-cara efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu
proyek merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara
keseluruhan antara lain sebagai berikut :
A. Meletakan dasar filosofi dan mutu proyek
Pada umumnya di
perusahaan-perusahaan besar memiliki buku (dokumen) yang berisi pedoman dasar,
filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan operasi atau
proses produksinya.
Dokumen semacam ini
memuat persyaratan mutu yang ditetapkan oleh perusahaan dari badan perusahaan
yang berwenang, misalnya pemerintah.
B.
Memberikan keputusan
strategis mengenai hubungan antara mutu dan jadwal
Pada proyek yang
saling tarik menarik, yang terdiri dari jadwal, mutu ,dan biaya. Pimpinan
perusahaan harus menggariskan bobot mutu relatif terhadap biaya dan jadwal
proyek. Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus
proyek.
C.
Membuat program
penjamin dan pengendalian mutu proyek (QA / QC)
Program yang dimaksud
adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut pada butir A, tetapi
disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak bertentangan dengan
program mutu perusahaan secara keseluruhan .
D. Implementasi
program QA / QC
Setelah program QA /
QC selesai disusun, implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus
proyek, agar diperoleh hasil yang efektif perlu diselesaikan terlebih dahulu
langkah-langkah persiapan seperti melatih personil, menyusun organisasi dan
menyebar luaskan arti dan maksud program QA / QC kepada semua pihak yang
berkepentingan.
Tabel Orientasi Mutu Masa Lalu dan
Sekarang
Program Penjaminan Mutu QA
Diatas telah disebutkan bahwa untuk proyek besar dan
kompleks,data yang dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan
mutu yang menyeluruh. Sebagai alternatif maka proyek harus menyiapkan program
penjaminan mutu (QA ).sama halnya dengan biaya dan jadwal ,maka pada mutu
diperlukan suatu program penjaminan mutu sistematis, lengkap dan jelas.
Suatu program mutu
yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal sebagai berikut :
·
Perencana sistematis
yang merinci dan yang menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk
mencapai sasaran mutu setiap tahap pengerjaa proyek.
·
Penyusun batasan dan
kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan dalam desain
engineering, pembelian material dan konstruksi.
·
Penyusunan organisasi
dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu
·
Pembuatan prosedur
pelaksanaan kegiatan
·
Identifikasi peralatan
yang akan digunakan
·
Identifikasi bagian
kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ke tiga.
Organisasi
QA / QC
diatas telah digambarkan bagaimana pentingnya peranan kegiatan
penjaminan mutu dalam penyelenggaraan proyek. Meskipun demikian pengalaman
menunjukan masih sering dijumpai kurang terlaksana program yang telah ada
secara baik dan lengkap sehingga hasilnya pun tidak seperti yang kita harapkan.
Seringkali dijumpai adanya perbedaan substansi program QA.
Proyek yang dimiliki oleh perusahaan para peserta (pemilik,
kontraktor, subkontraktor, maupun rekanan produsen yang lain) dalam menghadapi
situasi demikian pertama-tama yang harus dikaji adalah program mereka
masing-masing apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik proyek bila tidak
diadakan penyesuaian atau penambahan.
Kegunaan QA
A. Bagi pemerintah
·
Untuk menjaga dan
meyakinkan agar metode konstrksi, material,dan peralatan yang digunakan dalam
pembangunan proyek.
·
Memberikan kesempatan
pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi hasil proyek dari waktu ke waktu
yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan.
B. Bagi pemilik proyek
·
Memberikan kepercayaan
dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun dapat berfungsi sesuai yang
diharapkan dalam hal keselamatan,operasi,dan produk.
·
Menyediakan data
hasil-hasil inspeksi, pengetesan, dan pada perbaikan pada bagian yang spesifik
dari instalasi
C. Bagi perancang
instalasi
·
Menjadi umpan balik
pekerjaan desain engineering dimasa depan.
D. Bagi kontraktor
·
Bila mengikuti
prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan
sekali jadi ,hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework)
Rencana inspeksi, test dan QC
Pada umumnya rencana
inspeksi, test, dan QC meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Titik inspeksi dan
test
Setiap titik inspeksi
hendaknya ditentukan sepanjang siklus pembuatan sampai dengan instalasi .
2. Mandatory hold point
Pada ujung tahap tertentu dari proses pabrikasi atau instalasi
harus diverivikasi oleh pihak ketiga sebagai syarat untuk memenuhi ketentuan
hukum dengan cara memberi sertifikat.
3. Standar yang akan diperlukan
Semua standar dan krieria
yang berkaitan dengan inspeksi dan test serta prosedur yang menyertai hendaknya
dicantumkan didalam program yang bersangkutan .
Pengendalian mutu
konstruksi
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungan nya dengan masalah
mutu adalah sebagai berikut :
1. Material konstruksi
2. Peralatan (equipment)
3. Pelatihan dan spesifikasi tenaga
Masa jaminan mutu
Umumnya pasal-pasal
kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu material dan pekerjaan
(workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada kurun waktu
tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuk perbaikan
kerusakan atau pengganti bagian-bagian yang rusak.
Sumber daya
direncanakan untuk mencapai sasaran proyek dengan batasan
- waktu,
- biaya
dan
- mutu
Sumber
daya proyek khususnya proyek konstruksi terdiri dari
- material,
- Tenaga
kerja,
- pendanaan,
- metode
pelaksanaan dan
- peralatan
Waktu dan biaya
merupakan dua hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain
mutu, karena biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat
erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Biaya proyek pada
proyek konstruksi dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya
- langsung
(Direct Cost) dan
- biaya
tidak langsung (Indirect Cost)
Direct Cost
Biaya langsung adalah
semua biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dilapangan. Biaya-biaya yang dikelompokkan dalam biaya
langsung adalah biaya bahan /material, biaya pekerja /upah dan
biaya peralatan (equipment).
Indirect
Cost
Biaya tak langsung
adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung berhubungan dengan
konstruksi di lapangan tetapi biaya ini harus ada dan tidak dapat dilepaskan
dari proyek tersebut (Nugraha et al., 1986). Yang termasuk dalam biaya tak
langsung adalah biaya overhead, biaya tak terduga (contigencies),
keuntungan /profit, pajak dan lainnya.
Hubungan
Biaya Langsung dan Tak Langsung
Hubungan biaya langsung
dan biaya tak langsung terhadap waktu memiliki kecendrungan bertolak
belakang. Jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat akan mengakibatkan
peningkatan biaya langsung tetapi pada biaya tidak langsung terjadi penurunan.
Metode pengendalian
biaya dan waktu terpadu
a. Metode Analisis Varians
Metode Analisis Varians
adalah metode untuk mengendalikan biaya dan jadwal suatu kegiatan
proyek konstruksi. Dalam metode ini identifikasi dilakukan dengan
membandingkan jumlah biaya yang sesungguhnya dikeluarkan terhadap anggaran.
Analisis Varians
dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang status terakhir kemajuan
proyek pada saat pelaporan dengan menghitung jumlah unit pekerjaan
yang telah diselesaikan kemudian dibandingkan dengan perencanaan
atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Metode ini akan
memperlihatkan perbedaan antara biaya pelaksanaan terhadap
anggaran dan waktu pelaksanaan terhadap jadual
b. Varians dengan Grafik “S”
Cara lain untuk
memperagakan adanya varians adalah dengan menggunakan grafik. Grafik “S”
akan menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus
proyek. Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa yang
disusun berdasarkan perencanaan dasar maka akan segera terlihat jika terjadi
penyimpangan. Grafik “S” sangat bermanfaat untuk dipakai sebagai laporan
bulanan dan laporan kepada pimpinan proyek, karena grafik ini dapat dengan
jelas menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.
c. Kombinasi Bagan Balok dan Grafik “S”
Salah satu teknik
pengendalian kemajuan proyek adalah memakai kombinasi grafik “S” dan
tonggak kemajuan (milestone). Milestone adalah titik yang menandai suatu
peristiwa yang dianggap penting dalam rangkaian pelaksanaan pekerjaan
proyek. Titik milestone ditentukan pada waktu pembuatan perencanaan dasar
yang disiapkan sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian kemajuan proyek. Penggunaan
milestone yang dikombinasikan dengan grafik “S” amat efektif untuk
mengendalikan pembayaran berkala.
d. Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
Konsep Nilai Hasil
merupakan perkembangan dari Konsep Analisis Varians. Dimana dalam Analisis
Varians hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada waktu pelaporan
dibandingkan dengan anggaran atau jadwalnya (PMBOK,2004)
Adapun kelemahan dari metode ini
- Analisis
Varians adalah hanya menganalisa varians biaya dan jadwal masing-masing
secara terpisah sehingga tidak dapat mengungkapkan masalah kinerja
kegiatan yang sedang dilakukan.
- Sedangkan
dengan metode Konsep Nilai Hasil dapat diketahui kinerja kegiatan yang
sedang dilakukan serta dapat meningkatkan efektifitas dalam memantau
kegiatan proyek.
Ø
Kaitan
Biaya, Mutu dan Waktu dalam dunia konstruksi
Dalam tugas Hukum Pranata dan
Pembangunan kali ini, saya ditugaskan oleh dosen untuk mempelajari dan
mengetahui bagaimana pengaruh biaya, mutu dan waktu serta koordinasi manajemen
dalam suatu proyek konstruksi. Sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu Prooyek
konstruksi. Proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk infrastruktur. Proyek konstruksi memiliki karakterisitik unik yang
tidak berulang. sehingga proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan
berulang pada proyek lainnya (Ervianto. 2004).
Lanjut menurut Utomo setiap proyek
proyek memiliki tujuan khusus. Dimana didalamnya terdapat batasan yang sangat
mendasar. yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan. waktu dan mutu yang
harus dipenuhi. Ketiganya batasan tersebut dikenal dengan tiga pembatas (triple
constraint).
Agar proyek dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai target yang diinginkan. Proyek harus tidak melebihi ketiga
batasan tersebut. Dan memastikan proyek tetap berjalan di dalam ketiga batasan
tersebut. Diperlukanlah suatu sistem manajemen proyek. Manajemen untuk
constraint mutu. anggaran dan waktu dilakukan dengan jalan pengawasan
(controlling). Constraint anggaran dan waktu. merupakan constraint yang saling
terkait satu sama lain. Pengendalian jadwal proyek akan sangat berpengaruh
terhadap fluktuasi biaya teknis proyek, begitu pada sebaliknya. Sehingga untuk
mengendalikan keduanya perlu dilakukan usaha manajemen waktu-biaya yang dapat
meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah
kegiatan dan kornpleksitas yang cenderung bertambah. Hal itu dapat dilakukan
dengan bantuan Metode Bagan Balok (bar chart) dan Analisis Jaringan Kerja
(network analysis) yang berupa penyajian perencanaan dan pengendalian.
khususnya jadwal kegiatan secara sistematis dan analitis.
Ø Permasalahan yang Berkaitan dengan Biaya, Waktu, dan
Kualitas dalam Konstruksi
Pada kondisi optimal faktor-faktor biaya,
waktu, dan kualitas membentuk tata hubungan yang saling bergantung serta
berpengaruh amat kuat dengan kepekaan tinggi. Jika salah satu darinya berubah
atau digeser sedikit saja akan Iangsung berdampak pada faktor lainnya. Dan pada
umumnya merupakan hal yang sulit bahkan mustahil untuk dapat mencegah
pengaruhnya. Hubungan ketergantungan yang amat peka antar tiga faktor tersebut
juga merupakan perbedaan mencolok bila dibandingkan dengan proses produksi pada
industri pabrik manufaktur. Pada industri pabrik walaupun pada waktu peninjauan
kelayakan di awal proyek telah dilakukan
perhitungan mengenai biaya
produksinya. akan tetapi harga jual produk masih tetap saja dapat ditetapkan
pada akhir proses dengan peluang cukup luas untuk memperhitungkan kondisi dan
hukum pasar pada saat itu. Jikalau tidak dapat meraih margin pasar secukupnya.
Produsen masih berkesempatan cukup longgar untuk menyesuaikan operasinya baik
dalam hal proses produksi maupun penetapan harga jual dikaitkan dengan strategi
pemasaran. Disamping itu. titik impas biaya produksi pada industri pabrik
biasanya ditetapkan dengan kondisi yang tidak harus terlalu ketat tergantung
pada waktu. Apabila dalam proses produksi mengalami kegagalan untuk mencapai
kualitas tertentu. sebelum diputuskan untuk mengapkir hasil produksi pada
umumnya masih tersedia jalan keluar untuk menyelamatkan industri. Jalan keluar
dapat berupa upaya mendaur ulang material atau melepaskan hasil produksi apa
adanya ke pasar dengan mengelompokkannya menjadi kualitas lebih rendah. Sudah
tentu dengan tetap memperhitungkan situasi dan permintaan pasarnya. Upaya-upaya
penyelamatan dengan cara demikian tidaklah tergantung secara ketat pada
faktor-faktor biaya dan waktu. Bukankah merupakan hal yang lazim dan sering
dijumpai beredarnya berbagai kelas mutu dan suatu hasil industri di pasar
meskipun dan satu merek yang sama? Produk jadi material keramik misalnya di
pasar dapat ditemui berbagai kelas kualitas, sejak kelas I sampai 3.
Sedangkan pada industri konstruksi.
sebagaimana Iayaknya pelayanan jasa. Ketentuan mengenal biaya, kualitas, dan
waktu penyelesaian konstruksi sudah diikat di dalam kontrak dan ditetapkan
sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai. Apabila muncul hal-hal yang tidak
diperhitungkan selama proses produksi. tidalah mudah untuk mengubah
ketentuan-ketentuan yang sudah merupakan bentuk kesepakatan tersebut. Apabila
di dalam proses konstruksi terjadi penyimpangan kualitas hasil pekerjaan. baik
hal tersebut merupakan akihat perbuatan yang disengaja maupun tidak. resiko
yang harus ditanggung tidaklah kecil. Cara memperbaiki yang disengaja maupun
tidak. resiko yang harus ditangung tidaklah kecil. Cara memperbaiki bagian dan
bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi haruslah dibongkar kemudian di
konstruksi ulang di tempat yang sama sesuai seperti apa yang dikehendaki di
dalam perencanaan. Upaya untuk menukar dengan bangunan di tempat lain yang
nilainya setara atau bahkan Iebih mahal sekalipun tidak dapat diterima. Sedang
di lain pihak. upaya untuk memperbaiki penyimpangan bagaimanapun tak akan dapat
mengubah kesepakatan pembiayaan dan jangka waktu pelaksanaan konstruksi. Bahkan
segala macam bentuk penyimpangan terhadap kesepakatan tentang kualitas dan
waktu penyelesaian pekerjaan biasanya mengandung resiko sanksi denda. yang pada
ujungnya berdampak pada pudarnya reputasi para pelaksana seluruhnya. Dengan
demikian jelas kiranya bahwa faktor-faktor biaya, waktu, dan kualitas dalam
proses konstruksi merupakan ketentuan kesepakatan mutlak yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi dan ketiganya saling tergantung dan berpengaruh secara
ketat.
Dalam penyelenggaraan konstruksi. faktor
biaya merupakan bahan pertimbangan utama karena biasanya menyangkut jumlah
investasi besar yang harus ditanamkan Pemberi Tugas yang rentan terhadap resiko
kegagalan. Fluktuasi pembiayaan suatu konstruksi bangunan juga tidak terlepas
dan pengaruh situasi ekonomi umum yang mungkin dapat berupa kenaikan harga
material. peralatan dan upah tenaga kerja karena inflasi, kenaikan biaya
sebagai akibat dan pengembangan bunga bank, kesempitan modal kerja, atau
penundaan waktu pelaksanaan kegiatan karena sesuatu keterlambatan. Disamping
itu, masih ada pengaruh yang datang dan masalah produktivitas. kemudian
ketersediaan sarana dan prasarana awal di lokasi proyek atau kejadian khusus
seperti sengketa hukum dan sebagainya. Sedangkan masalah-masalah yang
berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi Iebih banyak disebabkan oleh
mekanisme penyelenggaraan, seperti
keterlambatan pengadaan peralalan dan material. Keterlambatan perencanaan.
perubahan-perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi, kelayakan jadwal
konstruksi, masalah-masalah produktivitas, peraturan-peraturan dari pemerinah
mengenai keamanan perencanaan dan metode konstruksi dampak lingkungan,
kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan sebagainya. Kemudian masalah-masalah
yang mempengaruhi kuaIitas hasil pekerjaan Iebih banyak berawal dan didominasi
oleh kualitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan dan
ketrampilan teknis. Seperti misalnya dalam penyusunan kriteria perencanaan dan
spesifikasi, pengelolaan segi finansial sebagai penunjang, tata cara penyediaan
material dan peralatan, pengerahan tenaga terampil, dan kelemahan di bidang
pemeriksaan dan pengawasan selama konstruksi berlangsung. Selanjutnya masih
terdapat masalah-masalah tambahan yang cukup penting yang berpengaruh secara
sekaligus terhadap ketiga-tiga faktor, yaitu upaya analisis rekayasa nilai,
pembiayaan tak terduga yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, dan
program-program pelatihan bagi pekerja. Ringkasan uraian hal-hal yang tersebut
di atas diberikan dalam bentuk bagan pada Gambar 5.3.
Permasalahan yang Berkaitan dengan
Koordinasi dan Pengaturan Manajemen
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek. Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping). Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu: Tepat Waktu Tepat Kuantitas Tepat Kualitas Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar Tercapainya K3 dengan baik Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek dapat selesai sesuai dengan schedule yang telah direncanakan. Pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’, terdiri dari beberapa unsur organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain: Pemilik proyek (owner)/investor yang juga merupakan konsultan manajemen konstruksi Konsultan perencana arsitektur, landscape, dan quantity surveyor Kontraktor pelaksana utama yang membawahi:
1)
Konsultan perencana struktur dan mekanikal & elektrikal
2)
Sub kontraktor spesialis Kontraktor pondasi Dalam menjalankan tugas dan
fungsinya,
ke- 4 pihak tersebut harus mempunyai
hubungan kerja yang jelas, dan dapat bersifat ikatan kontrak, perintah, maupun
garis koordinasi.
Contoh Proyek Konstruksi yang Terhenti
Proyek Hambalang Berhenti
Dalam bidang konstruksi memang tak
lepas dari faktor-faktor penghambat jalannya suatu proyek, diantaranya:
Bahan-bahan material bangunan, tenaga kerja, peralatan pendukung proyek, dan
biaya/dana keuangan.
Disini saya mengambil contoh proyek
Hambalang yang terhenti yang mana merupakan Kawasan
proyek Pusat Pendidikan, Pengembangan, dan Sekolah Olah Raga Nasional berlokasi
di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Adapun sebab-sebab
terhentinya proyek Hambalang ini yang saya dapatkan dari beberapa sumber berita
diantaranya karena adanya masalah biaya/dana keuangan akibat kasus korupsi.
Berdasarkan berita Warta Kota (30 Mei 2012) memberikan informasi bahwa “pihak
Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) selaku pihak pengorder proyek kepada
KSO, belum membayarkan sisa kontrak untuk tahun 2012 sebesar kurang lebih Rp
500 miliar.”, karena itu bangunan Hambalang yang sudah 49 persen terbangun
akhirnya di runtuhkan.
Dalam menjalankan
sebuah proyek tak jauh dari kata “biaya”, tak ada biaya maka proyek pun
tersendat. Karena kurang dan tak adanya biaya maka bahan material pun tak dapat
dipenuhi, hal ini yang menyebabkan tersendatnya suatu proyek dan lambatnya
jalan suatu proyek. Karena tidak adanya bahan material, maka para tenaga kerja
pun tak mempunyai kerjaan. Hal ini lah yang sebenarnya merugikan si pemilik
proyek karena pekerjaan menjadi lambat dan pembayaran kontrak pekerja semakin
meningkat juga. Oleh karena itu, proyek ini dihentikan.
Bukan hanya bahan
material bangunan dan tenaga kerja yang terkena imbas dari tidak adanya biaya.
Tetapi, pada peralatan juga terkena imbasnya, bagaimana peralatan dapat dipenuhi
jika biaya penyewaannya saja tidak dapat dipenuhi.
Sekarang proyek
Hambalang sudah dihentikan dan diruntuhkan karena kondisi lingkungan bangunan
yang sudah tidak mendukung dan bangunan yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan,
selain itu karena bangunan yang sudah terlalu lama terkena hujan, badai,
longsor, dan pergeseran tanah yang membuat bangunan tersebut tidak kokoh lagi
dan menjadi ambles.
Sumber
: https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/pengendalian-mutu-proyek
Komentar
Posting Komentar